Hasil pengukuran tekanan darah bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi tubuh dan lingkungan saat pengukuran dilakukan. Salah satu faktor utama adalah aktivitas fisik. Mengukur tekanan darah segera setelah berolahraga atau naik tangga dapat memberikan hasil yang lebih tinggi karena jantung masih bekerja lebih cepat dari biasanya. Sebaliknya, mengukur dalam keadaan terlalu lelah atau mengantuk bisa menyebabkan hasil terlalu rendah. Oleh karena itu, penting untuk menunggu hingga tubuh benar-benar rileks sebelum melakukan pengukuran.
Konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin juga berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Kafein dapat meningkatkan tekanan darah sementara, bahkan pada orang yang sehat. Sebaiknya hindari minuman seperti kopi, teh, atau soda berkafein setidaknya 30 menit sebelum melakukan pengukuran. Begitu pula dengan merokok, karena nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dalam waktu singkat. Mengatur waktu dan kondisi tubuh sebelum mengukur akan membantu mendapatkan hasil yang lebih stabil.
Faktor psikologis juga memiliki peran besar. Rasa gugup atau stres ringan dapat menyebabkan tekanan darah naik untuk sementara waktu, fenomena ini sering disebut “efek jas putih”. Untuk menghindarinya, duduklah dengan tenang, tarik napas dalam-dalam, dan pastikan lingkungan sekitar tidak terlalu berisik atau mengganggu konsentrasi. Kondisi emosional yang stabil membantu tubuh mencapai keadaan alami, sehingga hasil pengukuran lebih mencerminkan keadaan sebenarnya.
Lingkungan dan peralatan juga perlu diperhatikan. Gunakan alat pengukur tekanan darah yang berfungsi baik dan sudah dikalibrasi. Pastikan manset sesuai ukuran lengan, karena ukuran yang salah bisa membuat hasilnya tidak akurat. Jika pengukuran dilakukan secara teratur dengan metode yang konsisten, hasil yang diperoleh akan lebih dapat diandalkan untuk memahami kondisi tubuh sehari-hari.
